Minggu, 22 Juni 2008

KA.Daya Mahasiswa Sunda


TIEN ROSTINI ASIKIN

Sebagai orang Sunda kita boleh bangga karena kita memiliki salah seorang Tokoh Seni sekaligus Budayawati Sunda yang dapat dikatakan sebagai pejuang seni. Dalam usianya yang telah melewati setengah abad masih terus berusaha menggali dan mengangkat budaya Sunda melalui Studio Seni Palataran Pakujajar Sipatahunan, beliau tiada lain adalah Tien Rostini atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ema Ageung.

Tien Rostini Asikin merupakan salah seorang Tokoh Seni sekaligus Budayawti Sunda yang lahir di Sukajadi Bandung pada tanggal 31 Januari 1942. Oleh para seniman dan kerabat dekat, Tien Rostini biasa dipanggil Ema, ada juga yang menyebut Ema Ageung. Panggilan Ema terasa akrab dan menyiratkan rasa jalinan tali kekeluargaan.
Darah seni yang dimiliki Tien Rostini mengalir dari kedua orang tuanya yang juga seorang seniman Sunda. Mereka telah membesarkan Tien Rostini sehingga dirinya menjadi seorang seniman tingkat Nasional. Sang ayah yang berkedudukan sebagai Pangreh Praja serta penggemar berat tembang Cianjuran, Kliningan serta Seni Penca bernama R.H. Inan Ratman. Ibundanya tercinta seorang sastrawan, seniman karawitan dan juga pencipta lagu. Di era tahun enam puluhan salah satu lagu ciptaannya yang terkenal adalah Jalir yang sering mengudara di RRI. Kakaknya Ika Rostika, juga seniwati Sunda dengan grup keseniannya Ganda Mekar. Adiknya Ida Rosida menaruh minat dan kecintaannya yang cukup besar terhadap terhadap kesenian Sunda.

Ketika berusia 10 tahun, Tien kecil belajar tari di Badan Kesenian Indonesia (BKI) yang sekarang menjadi Yayasan Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan Bandung. Kemudian belajar Tari Sunda pada pakar Tari R. Tjetje Somantri dan R. Oni Kartadikusumah dari Bandung. Seni tari yang dipelajari Tien Rostini lebih menekankan pada pembinaan hasil, sehingga pada tahun 1956 Tien muda berhasil menggondol juara pertama pada pasanggiri tari tingkat Jawa Barat.

Dalam dunia kawih Tien Rostini juga mempunyai prestasi yang cukup membanggakan. Hal ini terbukti Tien Rostini telah berhasil meraih prestasi sebagai juara pertama pasanggiri kawih (nyanyi), serta juara pertama pada pasanggiri tembang/kawih di Sukabumi. Bukan tari dan tembang saja yang dikuasai Tien Rostini, Pencak Silat juga dikuasainya dengan baik. Sehingga Tien Rostini juga mendapat julukan sebagai Jawara.

Atas jasanya di dunia persilatan, ia pun dikukuhkan sebagai Sesepuh Jawara dan Ketua Pembina Pencak Silat Padjadjaran Nasional. Di dunia seni peran, Tien Rostini juga pernah menghiasi layar lebar dengan turut serta main dalam Film Desa yang Dilupakan dan Jumpa di Perjalanan bersama Soekarno M. Noor, Fifi Young, Indriarti, Iskak, Eddy Sud, Ateng dan Bagio.

Atas kerja keras yang dilakukannya Tien mendapat beberapa penghargaan diantaranya dari USA Departement Of State Certificate In Asia Pasific American Heritage Point at The Foreign Service Institute, Citra Karier Berprestasi 2000 Jimmy Enterprise. Selain itu juga Tien Rostini Asikin merupakan salah seorang Anggota Kehormatan Daya Mahasiswa Sunda, Ketua Yayasan Samida, Pembina Pendekar Pajajaran, Ketua Badan Pembina Seni Budaya Sunda DKI Jakarta, Penasehat Dewan Kesenian Jawa Barat, Penasehat PEPADI Kota Bogor, Penasehat BKKNI Kota Bogor dan Dewan Penyantun Akademi Kesenian Bogor.

Salah satu karyanya pernah direkam oleh Gemini Record pada tahun 1975 dalam Wanda Tembang Sunda dan Degung, berjudul Deudeuh Asih

Tidak ada komentar: